Penampilan Padus 61 Dan Rekan Untuk Persembahan Wisuda 59 Tahun 2017







Apa Itu Persembahan Angkatan ?      
Wisuda merupakan acara yang paling ditunggu setelah 4 tahun berkecimpung dengan buku, alat gelas, jas lab, dan teman-temannya. Oleh karena itu selain acara resmi, ada pula acara tambahan untuk memeriahkan dan memberi kenangan tersendiri. Contohnya seperti kabaret dan persembahan dari tingkatan yang lebih muda cie muda.

Dan dari tahun ke tahun kelas 11 dan 12 diberikan waktu sekitar 15-20 menit untuk sekedar memberikan kata-kata atapun kenang-kenangan yang berkesan. Oleh karena itu Angkatan 61 ambil peran untuk memberikan kenangan pada acara wisuda Angkatan 59, Dysprosina Alvyron. Yang dilaksanakan di GSG SMAKBO pada hari Sabtu, 23 September 2017. Dan juga dihadiri oleh Bapak Menteri Perindustrian RI, Airlangga Hartanto.


Siluet Wayang, Paduan Suara, dan Puisi
      Pada waktu itu Clavator memberikan Penampilan yang dimulai dengan Siluet Wayang yang menceritakan mengenai gambaran perjalanan Kakak-Kakak 59 yang bertemu  dengan adek-adek 61 di MOPDB 2015, berlanjut pada masa sekolah, hingga akhirnya mulai terpaut akan perpisahan, dan puncaknya wisuda. Siluet wayang yang hanya ditunjuang oleh properti wayang kardus, kain, dan cahaya flash HP dibawakan apik oleh Teppar dan Aurannisa, dipandu dengan suara Febby sebagai Narator.

      Setelah selesai, kain panjang diturunkan dan akhirnya jreng jreng, terlihatlah 25 sosok yang diyakini sebagai barisan paduan suara. Dengan formasi setengah lingkaran dan dipimpin oleh dirigen satu-satunya 61, Ivanny yang sudah mengangkat tangan tanda kesiapan.  Begitu Jeni Handayani memainkan tangannya di atas piano, dimulailah lagu pertama yang telah diaransemen sedemikian rupa. Lagu Seandainya dari Vierra dibawakan dengan sangat menyentuh.  Klik Putar Rekaman.



        Dilanjut dengan pembacaan puisi oleh pemegang gelar Poemetheus, Muhammad Arbi. Bait-bait puisi karya asli dibacakan dengan semangat dan khidmat seiring adanya sayup-sayup suara dari alunan piano yang terus berlanjut.

       Salah satu bunyi bait puisinya antara lain “Sebelah mata naga, menyisir di tepias embun di bening kaca dengan lentik yang telah basah” serta “Pertemuan dan perpisahan merupakan suatu kepastian. Perpisahanlah yang bisa kita harapkan dari sebuah pertemuan


       Dan lagu  selanjutnya telah membawa wisudawan kembali ke momen berharga mereka, studi lapangan 2016. – Menatap lembayung di langit bali-  Mengembalikan memori dan memutar waktu seakan berada di waktu yang telah berlalu. Seiring nada-nada berlanjut.. Layar GSG memutar video berisi ucapan-ucapan “Selamat Wisuda” yang ditulis di atas kertas. Ya silakan dibayangkan sendiri.



Puncak Penampilan

         Puncaknya adalah jreng jreng… Masuklah sekitar 30 manusia dari pintu panggung kanan dan kiri, membawa burung-burung (burung kertas berisi ucapan positif) sambil bernyanyi -Hey sampai jumpa di lain hari, untuk kita bertemu lagi…- dengan semangat dan tanpa formasi semuanya bersatu di tengah panggung sambil sesekali memberi burung kertas ke wisudawan.
           
          Dan setelah reff kedua, formasi berkerumun tadi, memecah menjadi dua. Seakan memberi jalan bagi seseorang untuk lewat. Dan benar saja seseorang berjalan didampingi rekan di kanan dan kiri sambil memegang sebuah karya. Lalu lampu sorot fokus ke tengah panggung. 
          
         Seseorang tersebut adalah Daffa Co, M.Daffa Atallah. Dia kemudian memberikan sambutan kata demi kata dan akhirnya Kak Angga 59 naik ke atas panggung. Karya figura berupa lukisan naga dari paku dan benang diberikan Daffa ke Kak Angga 59 sebagai bentuk cindramata dari Prometheus Clavata. Tamat.

Butuh Kerja Sama yang Apik

Sebuah pertunjukkan tidak akan berjalan baik tanpa kerja sama yang apik. Itulah sebabnya pada persembahan 61 hampir semua elemen SDM yang kita miliki dilibatkan. Mulai dari pengurus, padus 61 Obscura, Kelog, hingga teman-teman yang hadir saat wisuda.

Semuanya sudah punya bagian masing-masing tetapi saling berkaitan. Obscura dengan pembuatan video dan wayang siluetnya. Paduan suara sebagai inti penampilannya. Teman-teman 61 yang sedang hadir di wisuda pun ikut diajak dadakan untuk memeriahkan panggung di akhir penampilan walaupun tanpa latihan sebelumnya. Tak lupa keikhlasan dari sukarelawan kelog seperti Bagus, Iqbal, Fakri, dan Lukman yang berdiri tegap untuk memegang kain hitam saat pertunjukan wayang berlangsung. Serta KAS hasil iuran angkatan sangat berguna untuk membeli property dan penunjang lainnya.

Formasi Paduan Suara 61

             Paduan Suara 61 terdiri dari sekitar 36 orang yang berasal dari hasil seleksi yang dilaksanakan sebelumnya. Latihan dan latihan, aransemen dan percobaan dilakukan rutin demi menghasilkan penampilan yang elegan  tetapi juga harus berkesan.

              Mulai dari pemilihan lagu, pembagian suara, dan pembentukan formasi tidak dicapai dengan sekali mufakat. Tetapi telah melewati beberapa kali pergantian berdasarkan saran-saran yang terus mengalir.  Hingga akhirnya sepakat dengan lagu Seandainya-Vierra dan Lembayung Bali-Saras Dewi, dengan formasi setengah lingkaran dan perempuan ditengah. 



Dari Kiri Kekanan (depan)
Hafizh, Galih, Ipeh, Goji, Velliana, Edith, Dinda, Sifathul, Fina Dini, Dinda Frederica, Vina Maulida, Rijal Al-Khoer, Rivalda, Yohannes Adi, Adryansyah.

Dari Kiri Kekanan (belakang)
Qurthubi, Fadhil, Ristyan, Virgia, Yufinka, Dillah, Zahratun, Citra A, Dika Apriliana, Dea Aulia, Wulandari, Sasha, Albertus, Yoga, M.Reza, Febrianta, Resha.  


Ivanny (dirigen), Jeni H (piano), Martinus dan Herdi (gitar)






Dibalik Latihan Paduan Suara

       Di tengah waktu yang telah mendekati hari H. Latihan dilakukan di sela-sela kesibukkan kelas 12. Dan ternyata tidak ada selanya. Akhirnya latihan dilakukan di akhir pekan dan juga malam hari pulang sekolah. Jadi tak jarang yang rumahnya jauh pamit duluan karena terpaut malam. Latihan dimulai sekitar H-2 minggu, dan intensif H-beberapa hari.

        Di saat-saat latihanlah banyak cerita dan keseruan terjadi. Tapi tak jarang perdebatan juga terjadi menjadi bumbu keseruan disela-sela latihan. Biasanya perdebatan muncul saat ada yang mulai bercanda saat latihan hingga ada yang ngaret-ngaret datangnya. Sampai debat saat penentuan kostum yang digunakan. Tapi semuanya sudah berlalu dan menjadi bagian Timeline Angkatan 61. Semoga menjadi bagian yang akan diingat ya. 

     "Yang pasti, rasa sedih dan haru ini sekaligus bangga bisa berpartisipasi di acara wisuda 59. Pokoknya selalu kepakkan sayap-sayap alvighters untuk terbang bebas menggapai cita-cita yang diimpikan. Sukses selalu Dysprosina Alvyron." -Ivanny Dirigen 61.

Kain Hitam Panjang, dari Properti Padus Hingga Untuk Seangkatan

          Properti yang paling menonjol adalah penggunaan kain hitam selebar panggung GSG dengan bagian putih di tengahnya. Kain tersebut digunakan untuk penampilan awal siluet wayang. Setelah penampilan selesai property disimpan siapa tahu dapat digunakan lagi. Dan benar saja ternyata kain hitam tersebut sangat berguna saat ujian praktik B.Indonesia baik musikalisasi puisi maupun drama. 

           Serta beberapa kelompok menggunakan untuk drama LB terakhir. Digunakan sebagai tirai pertunjukkan ataupun sekedar hiasan di dinding kelas. Jadi sering sekali kain hitam itu dioper dari kelas ke kelas, dari jam pelajaran ke jam selanjutnya, dari hari ke hari. Pertanyaanya kira kira guru kita bosen gak ya waktu itu? Hmm.

Gallery





Klik Putar Rekaman unruk mendengarkan lagu Seandainya-Vierra by Padus 61.


PENGUMUMAN
Bagi Kalian yang suka menulis cerpen, puisi, cerita, ataupun artikel bebas. Dan ingin berbagi untuk mengasah bakat dan hobi. Silakan berbagi kirim karyamu ke clavata61@gmail.com. 
Tidak ada batasan dan aturan baku. Asal tidak mengandung SARA dan keributan saja. Dapat juga berbagi pengetahuan, pelaaran, pengalaman di lab dan juga cerita cerita menarik baik pribadi atau kelas saat di SMAKBO. Karya akan di upload saat Stulap.

Comments

Post a Comment