Sosialisasi Adiwiyata di SMK-SMAK Bogor



Penulis : M. Ivan Risdiansyah
Editor : Tim Blog 61 


Suasana Sosialisasi Adiwiyata di GSG SMAKBO pada Senin, 1 Oktober 2018. Mengangkat tema Sosialisasi Ecomap dari Kepedulian Lingkungan Sekolah Trhadap Alam.


SMK-SMAK Bogor menyelenggarakan sosialisasi mengenai Sekolah Adiwiyata dengan Tema “Sosialisasi Ecomap dari Kepedulian Lingkungan Sekolah Terhadap Alam” di Gedung Serba Guna (GSG) pada hari Senin, 1 Oktober 2018. Acara yang dimulai pukul 07.00 WIB dihadiri oleh ibu Dwika Riandari, M.Si  selaku Kepala SMK-SMAK Bogor, bapak Rahman Arief,S.TP selaku Wakil Manajemen Lingkungan (WML), ibu Putri Qurotul selaku pembawa acara, serta pembicara utama bapak Bagus Priatna dari Sekolah Alam Bogor. Pada sosialisasi yang berlangsung 2 jam ini dihadiri oleh siswa/siswi kelas 10 sampai 13, segenap tenaga pendidik dan kependidikan, serta Bapak/Ibu vendor Kantin SMAKBO.

Dalam pidato pembukaan, Ibu Dwika Riandari memaparkan bahwasanya sekolah kita telah berkomitmen untuk menjaga lingkungan sekolah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya tempat sampah yang terpisah antara organik dan anorganik. Selain itu upaya mengenai kebersihan lingkungan juga terus dilakukan oleh bidang WML (Wakil Manajemen Lingkungan) dan eskul Kertas Putih melalui Program Basiba.

Kepala SMK-SMAK Bogor sangat mengapresiasi program yang telah ada. Tetapi tetap ada catatan, bahwasanya masih minimnya kesadaran siswa untuk kebersihan. Karena ketika beliau memerika kolong meja kelas, banyak sekali sampah botol, plastik, ataupun kertas.  Sehingga sangat diharapkan kesadarannya dan dukungan dari sekitar 1149 siswa dan 130 guru untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

Pemaparan Materi dari Narasumber
Pemaparan materi lingkungan selanjutnya disampaikan oleh bapak narasumber Bagus Priatna dari Sekolah Alam Bogor. Bapak Bagus yang merupakan alumnus IPB ini banyak membagikan mengenai program apa saja yang telah diupayakan oleh Sekolah Alam Bogor untuk menjaga lingkungan. Beliau menjelaskan bahwa setiap sekolah punya variasi sendiri untuk program lingkungan di sekolahnya.


Pak Bagus Priatna.
Sumber : Majalah Salam

Pada awal materi terlebih dahulu mengetahui bedanya ekologi, lingkungan, dan alam. Karena sering sekali ketiganya muncul di pemberitaan nasional. Secara simpelnya lingkungan itu dapat diatur oleh manusia, tetapi alam diluar kuasa manusia. Seperti kerusakan lingkungan merupakan musuh bersama semua umat agama. Seperti banjir, kebakaran hutan, pengundulan hutan. Hal itu merupakan dampak dari campur tangan manusia. Tetapi berbeda halnya apabila bencana alam seperti yang baru ini gempa di Lombok dan Palu. Itu merupakan kehendak tuhan dan diluar campur tangan manusia tentunya.

Jadi beliau mengajak untuk peduli terhadap lingkungan, yang paling keliatan adalah masalah sampah saja. Karena data yang ia dapat menunjukkan bahwa ada 6 juta ton sampah dibuang ke laut, 1 hari ada 1.000.000 kantong plastik digunakan, serta 3 juta ton botol plastik diproduksi/tahun. Parahnya lagi berdasaran pertemuannya dengan WALHI, diketahui bahwa per hari hutan di Indonesia berkurang sekitar 10 kali lapangan sepak bola.  Tentu ini adalah masalah kita bersama.



Penjelasan dari Pak Bagus Supriatna
Terakhir dijelaskan ada 3 ideologi terhadap lingkungan yaitu komunis, ekstraekologi, dan ekolestari. Komunis berpandangan bahwa apapun di alam untuk kepentingan manusia, jadi terus dieksploitasi seabnyak banyaknya. Ekstraekologi berpandangan bahwa alam itu tidak boleh diapa-apakan, biarkan alami dan natural. Dan Ekolestari merupakan penengah bahwa alam boleh dimanfaatkan asal dilakukan dengan memikirkan keberkelanjutan dan terbarukan. Jadilah yang memiliki pandangan Ekolestari, gunakan sumber daya alam dengan baik tapi pikirkan juga untuk keberlangsungan dimasa depan.

Sosialisasi dari Pak Arief
Berikutnya Wakil Manajemen Lingkungan (WML) Smakbo, bapak Rahman Arief, S.TP kembali mengingatkan untuk mendukung program Basiba dan lubang biopori. Beliau menjelaskan bahwasannya di Smakbo sampah botol itu mencapai 300 kg/tahun. Sedangkan 1 kg setara dengan 75 botol. Berarti ada 22.500 botol yang terdata oleh Basiba. Lalu botol yang dibuang tidak pada Basiba? Tentu bisa lebih banyak dari itu.

Kemudian sampah kertas di Smakbo mencapai 700 kg/tahun. Jadi WML sudah mengajak bidang kurikulum bahwa untuk kertas buram yang digunakan untuk ujian agar tidak dibuang. Tetapi salurkan ke BASIBA untuk diolah. Sehingga nantinya dapat diolah oleh eskul kertas putih, yang diketuai oleh Adinandra atau sering disapa OM.

Lalu disingung juga mengenai lubang biopori. Di smakbo terdapat 125 titik biopori. Baik di belakang gravi, belakang gedung A, maupun di dekat kantin. Lubang biopori itu untuk sampah organik jadi silakan buang dedaunan ke lubang tersebut. Sebab dengan begitu 1 lubang biopori dalam 1 menit saja sudah dapat menyerap 20 liter air hujan ke tanah.

Sosialisasi dari Pak Yudi Ridwan
Sebagai penutup pak Yudi mengatakan bahwa akhir-akhir ini sampah menjadi konsentrasi umat dunia. Sehingga banyak Negara yang sudah melarang penggunaan plastik di negaranya, seperti di eropa, afrika, dan bahkan Negara terdekat kita Timor leste.

Sebagai informasi mulai 1 Desember 2018, kota Bogor juga akan melarang ritel dan warung untuk menggunakan plastik. Hal ini akan diperkuat melalui Perwali, Peraturan Wali Kota. Jadi yukk kita kurangin penggunaan kantong plastik. Kakak kelas kalian dulu telah berhasil membuat kantong dari bahan singkong yang bisa terurai  dalam waktu 2-6 bulan serta dapat larut dengan air panas, dan bahkan bisa diminum karena terbuat dari singkong. Saat ini kantong tersebut dapat dibeli di koperasi sekolah Smakbo.

Penutup
Di ujung acara sosialisasi tersebut dilakuakn penyerahan plakat oleh Pak Rahman Arief (Smakbo) kepada Bapak Bagus Priatna dari Sekolah Alam Bogor. 

Penyerahan Plakat
Terakhir acara ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh bapak Rahman Arief, S.TP. Semoga sosialisasi tersebut dapat memberikan manfaat dan perubahan untuk sekolah kita, SMK-SMAK Bogor. Mari kita dukung sekolah untuk memperoleh Adiwiyata Mandiri.


Keterangan :

BASIBA = Bank Sampah Induk Berbasis Aparatur merupakan program dari Dinas Lingkungan Hidup kota Bogor. Yang mengupayakan pengolahan sampah, terutama sampah plastik di sekolah agar dapat dikumpulkan dan diolah. Setiap penukaran sampah plastik akan dijadikan uang tabungan basiba di sekolah tersebut.


____________________________________________________________



Ayo kirim tulisan anda untuk dipublish di blog. Kirim ke email clavata61@gail.com atau tim.blog61@gmail.com







Comments